Berita Parlemen
FituredRagam

Penasehat Hukum Terdakwa Prihatin Dengan Aksi Demo

Kuasa Hukum Jacobus: Hakim Itu Independen Dan Tidak Mudah Dipengaruhi

Beritaparlemen.com|Jakarta, — Demo massa yang menamakan diri Aliansi Peduli Perempuan, ditanggapi dengan keprihatinan oleh ketua Tim Kuasa Hukum Edrick Tanaka, Michael Remizaldy Jacobus.  Menurutnya, gerakan membela perempuan bernama Susanty Artha Gilberte alias SAG di Pengadilan Negeri Jakarta Utara adalah hal yang biasa saja, akan tetapi ia prihatin karena tampaknya Aliansi ini ditunggangi oleh kepentingan korban, tapi mereka sendiri tidak paham kasus posisi. “Kalau mereka tahu kasus ini penuh dugaan rekayasa, seharusnya mereka malu berdemo,” kata Jacobus kepada awak media pada  Senin, (15/7/2024).

Penasihat Hukum Terdakwa sangat prihatin, karena dalam persidangan pihak Majelis Hakim sudah banyak memberikan dispensasi ke pihak korban dalam hal ini ibunya, tapi justru masih tidak puas, hingga pakai acara demo lagi.

“Hakim dalam persidangan malah membuka ruang terlalu lebar bagi kepentingan korban. Bahkan bukti video yang diajukan ibu korban dengan tidak sesuai tata cara KUHAP saja diberikan ruang oleh hakim dengan izin terdakwa, hakim yang sudah demikian tegak lurus justeru didemo. Ingat, hakim itu independen dan tidak mudah dipengaruhi hanya karena aksi pendemo. Saya percaya pihak Majelis Hakim akan tegak berdiri diatas hukum yang adil, dan tidak akan menjatuhkan putusan dibawa intimidasi pendemo,” Tegas  Jacobus.

Lebih lanjut dijelaskan Jacobus mendukung perlindungan perempuan, tapi kalau perlindungan hukum yang dibalut dengan rekayasa untuk menghukum orang secara berlebihan. Pihak keluarga besar Edrick Tanaka juga sudah berkomunikasi dengan Asosiasi Masyarakat Anti Mafia Kasus, untuk mengadakan demo tandingan pada beberapa waktu ke depan agar supaya ada perimbangan, dan supaya masyarakat tahu untuk tidak membela orang secara membabi buta.

Menurut Jacobus, Aliansi Peduli Perempuan hanya diberikan foto mata yang memar, tapi kalau mereka mau objektif, ini ambil video korban joget-joget dirumah sakit yang ada pada kami, supaya mereka tahu SAG itu layak dibela atau tidak.

“Pasti kalau mereka nonton video joget sang korban saat diopname di rumah sakit, mereka akan malu. Dan kalau cuma demo-demo seperti ini, kami juga bisa hadirkan lebih banyak masa. Karena publik sudah melek informasi, dan mereka wajib diedukasi tentang fakta sebenarnya dari perkara ini,” Jelasnya.

Related posts

Ketua Komisi VIII DPR Tegaskan Menag Tidak Membandingkan Azan, Tidak Perlu Gorengan

Redaksi

Iwan Setiawan Ingatkan Pentingnya Program Bogor Ngaos, Ini Tujuannya

Redaksi

Soal Telur Busuk di Karang Tengah,Kabupaten Bogor, Anggota Dewan Ini Murka!

Redaksi

Chandra Prioritaskan Pendidikan Di Depok, Untuk Maju Harus Ada Perubahan

Redaksi

Pameran UMKM PENA Foundation Sukses Diikuti 1.600 Pelaku Usaha

Redaksi

Gugatan Pembatalan SK KUMHAM PDIP Didaftarkan Ke PTUN

Redaksi

Leave a Comment